Muasal Cincin Nelayan

Sebuah surat yang ditulis oleh Paus Clemens IV kepada anak saudaranya Peter Grossi pada tahun 1265 mencantumkan penyebutan Cincin Nelayan ini yang merupakan fakta tertua yang ada.

Kelengkapan ini padaasalnya digunakan untuk

Kelengkapan ini digunakan untuk menyegel semua korespondensi pribadi dengan cara menekan cincin tersebut ke lilin segel merah yang diteteskan di atas secarik kertas yang dilipat atau sampul surat. Dokumen-dokumen awam dimeterakan dengan cara menekan segel kepausan ke tetesan logam plumbum (bulla, "gumpalan") cair di atas dokumen tersebut. Dokumen-dokumen semacam ini secara historis dikenal sebagai bulla paus,[3] kelaziman ini lama-kelamaan berubah sepanjang abad ke-15 ketika cincin itu mula digunakan untuk mengesahkan dokumen-dokumen resmi tertentu yang disebut Breve kepausan. Kebiasaan ini berakhir pada tahun 1842 ketika lilin dengan lapisan sutranya dan cetakan cincin digantikan oleh sebuah cap yang dibubuhkan ke dalam tinta merah.